Diskusi 1 Bahasa Indonesia
- Apa kedudukan bahasa sebagai alat pemersatu berbagai masyarakat, berfungsi juga sebagai alat komunikasi pada tuna wicara?
Jawab :
Sejak awal pembentukannya, Bahasa Indonesia menunjukan proses sosial, budaya, dan politik yang menjadi sikap bersama sebagai bangsa Indonesia. Karena itu Bahasa Indonesia juga dapat dianggap sebagai cerminan sikap kebangsaan untuk memajukan Bhineka Tunggal Ika. Sebagai sebuah produk sosial-budaya yang bhineka, Bahasa Indonesia mempunyai beberapa karakter.
Pertama, bersifat inklusif dan terbuka. Berbagai bahasa daerah dan bahasa asing menjadi bahasa serapan dan kemudian menjadi Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia menunjukan proses komunikasi dan pergaulan masyarakat yang inklusif, termasuk pergaulan dengan bangsa lain. Karena itu, ide “pemurnian bahasa’’ bertentangan dengan prinsip inklusif yang menjadi roh dari Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia menjadi bahasa yang hidup karena inklusivismenya.
Kedua, bersifat pluralis. Menerima perbedaan dan keragaman sebagai sebuah kekayaan bangsa. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sebuah cerminan dari Bhineka Tungal Ika—keberagaman yang menjadi legasi bangsa. Bahasa Indonesia akan terus berkembang karena pluralisme menjadi roh dari bahasa tersebut. Tanpa plurlisme Bahasa Indonesia ibarat badan tanpa jiwa.
Ketiga, bersifat demokratis dan egaliter. Semua orang dari berbagai status sosial, latar belakang, suku dan agama dapat berkomunikasi langsung dengan menggunakan bahasa yang sama. Tidak ada hirarki sosial dalam penggunan Bahasa Indonesia. Karena itu Bahasa Indonesia dengan cepat dapat menjadi “bahasa kemanusiaan” dimana semua manusia menjadi setara dihadapan Bahasa Indonesia.
Keempat, bersifat pemersatu bangsa. Bahasa Indonesia kehadirannya dapat diterima disemua daerah, wilayah, lintas agama dan lintas etnis, orang desa dan orang kota, perempuan maupun laki-laki. Kehadiranya sebagai pemersatu sudah berumur lebih tua dari Republik Indonesia sendiri. Dengan karakter tersebut maka sikap anti pluralis, anti inklusivitas, anti kesetaraan dan pemecah belah persatuan bangsa, dapat dianggap ancaman bagi keberlanjutan bahasa Indonesia.
Oleh karena itu, inklusivisme, egalitarisme dan pluralisme yang melekat pada Bahasa di Indonesia perlu dikelola untuk kebutuhan pembangunan sosial, politik, dan ekonomi bangsa Indonesia. Kebijakan memasukkan Bahasa Indonesia, bahasa daerah dan bahasa asing dalam pendidikan harus dapat meningkatkan peran bahasa Indonesia sebagai peneguh identitas bangsa yang menyatukan keberagaman suku bangsa di Indonesia.
Jadi Kesimpulannya bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa mempunyai daya untuk menyatakan keakraban, solidaritas, dan mengandung kesatuan dalam rasa seni, rasa kesopanan, rasa satu dalam kelompok, satu dalam keluarga, bahkan rasa satu sebagai bangsa
*Sumber artikel https://www.intisarinews.co.id/bahasa-sebagai-pemersatu-bangsa/
*Sumber http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel/2756/bahasa-sebagai-pemersatu-bangsa
Adapun kedudukan bahasa sebagai alat komunikasi pada tuna wicara?
Adalah sbb :
1. Sebagai alat melindungi diri sendiri dengan membuat suatu tanda bagi si pelaku agar mampu melawan musuhnya.
2. Sebagai faktor pendukung bagi si pengguna, yang berarti bahasa isyarat yang digunakan dapat mendukung si pengguna dalam berkomunikasi dengan orang lain.
3. Sebagai alat komunikasi antara orang-orang tunarungu dan tunawicara.
4. Sebagai dasar yang fundamen untuk mengajarkan orang-orang yang kurang normal misalnya bagi tunarungu dan tunawicara.
- Bagaimana cara kita supaya bahasa indonesia mempertahankan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang utama?
Jawab :
Sebagai generasi muda bangsa Indonesia, kita bertugas untuk melestarikan dan menjaga penggunaan bahasa Indonesia, dengan cara menggunakannya dalam percakapan sehari-hari. Dengan demikian, orang-orang di sekitar kita bisa ikut berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia yang benar, dengan diawali dari diri kita sendiri terlebih dahulu. Jangan sampai, jika dibiarkan terus seperti ini, keeksistensian bahasa Indonesia menjadi semakin tergeser dengan keberadaan bahasa-bahasa gaul Indonesia/kebarat-baratan.
Komentar
Posting Komentar