Diskusi 7 Pendidikan Agama islam Smt 2

1.       Makna budaya akademik dalam islam dan Etos Kerja,

Jawab :

Budaya akademik dalam pandangan Islam adalah suatu tradisi atau kebiasaan yang berkembang dalam dunia Islam menyangkut persoalan keilmuan. Atau dalam bahasa yang lebih sederhana adalah tradisi ilmiah yang dikembangkan Islam. Di antara poin-poin pentingnya adalah pertama, tentang penghargaan Al-quran terhadap orang-orang yang berilmu, di antaranya adalah:

1.       Wahyu Al-quran yang turun pada masa awal mendorong manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan.

2.       Tugas Manusia sebagai khalifah Allah di Bumi akan sukses kalau memiliki ilmu pengetahuan.

3.       Muslim yang baik tidak pernah berhenti untuk menambah ilmu.

4.       Orang yang berilmu akan dimuliakan oleh Allah SWT.

 

Di samping memberikan apresiasi terhadap orang yang berilmu poin penting lain yang dijelaskan Al-quran adalah bahwa:

1.       Iman seorang muslim tidak akan kokoh kalau tidak ditopang dengan ilmu, demikian juga dengan amal shalih.

2.       Tugas kekhalifahan manusia tidak akan dapat sukses kalau tidak

3.       dilandasi dengan ilmu.

4.       Karakter seorang muslim yang berbudaya akademik adalah; orang yang selalu mengingat Allah yang disertai dengan ikhtiar untuk selalu menggunakan akalnya untuk memikirkan ciptaan Allah SWT. Serta selalu berusaha menambah ilmu dengan membuka diri terhadap setiap informasi yang baik dan kemudian memilih yang terbaik untuk dijadikan pegangan dan diikutinya.

 

Enam Etos Kerja Menurut Islam (6 prinsip kerja seorang muslim)

1.    Kerja adalah perwujudan rasa syukur atas rahmat dan nikmat Allah. QS.Saba’,34 : 13 “Bekerjalah untuk bersyukur kepada Allah, dan sedikit sekali dari hamba-hambaku yang bersyukur”.

2.    Kerja berorientasi hasil yang baik (hasanah) dunia dan akhirat. QS. Al-baqarah,2 : 202 “Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian dari apa yang mereka usahakan”.

3.    Kerja berdasarkan realibility (kuat fisik dan mental) dan integrity (jujur, amanah). Perpaduan emosional, intelektual dan spritual. QS.Al-Qashash, 28 : 26 “ Sesungguhnya oarng yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”.

4.    Kerja berdasarkan semangat dan kerja keras pantang menyerah. Pekerja keras tidak mengenal kata gagal.

5.    Kerja cerdas, memanfaatkan dan mengoptimalkan sumber daya yang ada secara tepat (pengetahuan), terampil dan terencana, akurat.

6.    Kerja Ikhlas, merupakan amal dan ibadat yang perlu dihayati, bukan sekedar membayar kewajiban atau tanggung jawab (kesalehan individual dan komunal, fastabiqul khairat).

 

2.       Sikap Terbuka, dan Keadilan dalam Islam

Jawab :

Inti sikap terbuka adalah jujur, dan ini merupakan ajaran akhlak yang penting di dalam Islam. Lawan dari jujur adalah tidak jujur. Bentuk-bentuk tidak jujur antara lain adalah korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Sebagai bangsa, kita amat prihatin, di satu sisi, kita (bangsa Indonesia) merupakan pemeluk Islam terbesar di dunia, dan di sisi lain sebagai bangsa amat korup. Dengan demikian terjadi fenomena antiklimak. Mestinya yang haq itu menghancurkan yang bathil, justru dalam tataran praktis seolah-olah yang haq bercampur dengan yang bathil. Tampilan praktisnya, salat ya, korupsi ya. Ini adalah cara beragama yang salah. Cara beragama yang benar harus ada koherensi antara ajaran, keimanan terhadap ajaran, dan pelaksanaan atas ajaran. Dapat dicontohkan di sini, ajaran berbunyi Artinya : ….Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.

Manusia merespon terhadap ajaran (wahyu) itu dengan iman. Setelah itu ia mewujudkan keimanannya dengan melakukan salat dan di luar pelaksanaan salat mencegah diri untuk berbuat keji dan munkar. Termasuk koherensi antara ajaran, iman, dan pelaksanaan ajaran adalah jika terlanjur berbuat salah segera mengakui kesalahan dan memohon ampunan kepada siapa ia bersalah (Allah atau sesama manusia). Jika berbuat salah kepada Allah segera ingat kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya. Artinya : dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka. Jika berbuat salah kepada manusia segera meminta maaf kepadanya tidak usah menunggu lebaran tiba. Pengakuan kesalahan baik terhadap Allah maupun kepada selain-Nya ini merupakan sikap jujur dan terbuka. Menurut Islam sikap jujur dan terbuka termasuk baik. Nabi bersabda:

ا ن ا لصد ق يهدى ا لى ا لبر وا ن ا لبر يهدى ا لى ا لجنة وا ن ا لرجل يصد ق حتى يكتب عند الله صد يقا. وا ن ا لكذ ب يهد ا لى ا لفجور. وا ن ا لفجور يهدى ا لنا ر. وا ن الرجل ليكذ ب حتى يكتب عند لله كذا با( متفق عليه)

      Artinya: (Sesungguhnya jujur itu menggiring ke arah kebajikan dan kebajikan itu mengarah ke surga. Sesungguhnya lelaki yang senantiasa jujur, ia ditetapkan sebagai orang yang jujur. Sesungguhnya bohong itu menggiring ke arah dusta. Dusta itu menggiring ke neraka. sesungguhnya lelaki yang senantiasa berbuat bohong itu akan ditetapkan sebagai pembohong. Muttafaq ‘alaih (an-Nawawi, [t.th.]:42)).

 

Bersikap Adil menurut pandangan Islam

            Secara leksikal adil dapat diaritikan tidak berat sebelah, tidak memihak, berpegang kepada kebenaran, sepatutnya, dan tidak sewenang-wenang (Kamus Besar, l990 :6-7) Dari masing-masing arti dapat dicontohkan sebagai berikut:

1.       Cinta kasih seorang ibu terhadap putra-putrinya tidak berat sebelah.

2.       Dalam memutuskan perkara, seorang hakim tidak memihak kepada salah satu yang bersengketa.

3.       Di dalam menjalankan tugasnya sebagai hakim, Hamid selalu berpegang kepada kebenaran.

4.       Sudah sepatutnya jika akhlaqul-karimah guru diteladani oleh murid.

5.       Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang tidak berbuat sewenang-wenang terhadap yang dipimpin.

Dari masing-masing contoh ini dapat disimpulkan bahwa sikap adil amat positif secara moral. Karena sifat yang positif, tentu sikap adil didambakan oleh banyak orang. Dalam contoh-contoh di atas, sikap adil bersikap positif atau menguntungkan orang lain. Adil juga dapat dartikan tingkah laku dan kekuatan jiwa yang mendorong seseorang untuk mengendalikan amarah dan syahwat dan menyalurkannya ke tujuan yang baik (al-Hufiy, 2000: 24). Dalam definisi ini dapat dipahami bahwa adil adalah kondisi batiniah seseorang yang berbentuk energi. Energi ini mendesak keluar untuk mengendalikan amarah dan kemauan-kemauan hawa nafsu sehingga perbuatan yang keluar menjadi baik. Yang mestinya orang itu menuruti hawa nafsu, karena kendali sikaprbuatannya menjadi terarah, tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.

            Adil dapat diartikan menempatkan berbagai kekuatan batiniah secara tertib dan seimbang. Kekuatan yang dimaksud adalah al-hikmah, asy-syaja’ah, dan al-‘iffa.al-Hikmah berarti kecerdasan. Orang cerdas dapat membedakan antara yang benar dan salah, baik dan buruk, haq dan batal secara tepat, tetapi belum tentu ia selalu memilih yang benar, yang baik, dan yang haq. Asy-syaja’ah berarti berani tanpa rasa takut. Al-‘ffah berarti suci. Ketiga sifat utma ini jika tidak seimbang menjadi tidak baik. Orang amat cerdas atau genius tetapi kecerdasannya dapat dijadikan alat untuk mengelabuhi orang lain karena tidak ada ‘iffah di dalam dirinya. Orang selalu berani menangani setiap masalah yang dihadapi, tentu akan menampakkan profil preman karena tidak ada al-hikmah dan ‘iffah di dalam dirinya. Orang cerdas dan berani lalu digunakan untuk mengeruk kekayaan negara secara tidak syah adalah tidak baik karena tidak ‘iffah di dalam dirinya. Orang selalu hanya memilih kesucian dalam semua suasana secara terang-terangan tentu dapat membahayakan diri sendiri.

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS 3 EKMA4157

Diskusi 1 Bahasa Indonesia

Quiz Bahasa Inggris Niaga