Diskusi 4 Manajemen Rantai Pasokan

 

  1. Setiap kebutuhan pelanggan bisa diterjemahkan ke dalam bentuk ketidakapastian permintaan tak langsung (implied demand uncertatainty). Apakah perbedaaan antara demand uncertainty dan implied demand uncertainty, berikan penjelasan dan sertakan contoh!

Jawab :

Demand uncertainty mencerminkan ketidakpastian dari permintaan pelanggan untuk suatu produk. Sementara implied demand uncertainty adalah gabungan ketidakpastian antara permintaan dalam rantai pasokan dengan kelengkapan yang diinginkan pelanggan.

Contohnya, perusahaan yang memasok sebuah produk hanya untuk melayani order darurat akan menemui implied demand uncertainty yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang memasok produk yang sama tetapi mempunyai lead time yang panjang.



  1. Apa yang menyebabkan munculnya kurang koordinasi dalam rantai pasok, dan apa akibatnya? Apakah kurangnya koordinasi ini dapat disebabkan oleh Bullwhip Effect? Jelaskan.

Jawab :

Rantai pasok memerlukan koordinasi untuk semua tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk meniingkatkan keuntungan dan meperhitungkan dampak yang akan terjadi. Kurangnya koordinasi yang baik akan mengurangi total keuntungan. Ini dikarenakan setiap pihak pada rantai pasok memiliki tujuan sendiri-sendiri yaitu  memaksimalkan keuntungan sendiri.

Kurangnya koordinasi pada tiap pihak dalam rantai pasok akan menimbulkan dampak yang biasa disebut bullwhip efek. Bullwhip efek merupakan permintaan yang meningkat dari konsumen ke pengecer, pengecer ke agen, agen ke produsen, produsen ke pemasok kerena kurangnya koordinasi infomasi pada setiap pihak.

Efek pada Kinerja dari Kurangnya Koordinasi

Kurangnya koordinasi menyebabkan penyimpangan informasi dalam rantai pasok. Dampak dari kurangnya koordianasi dalam  rantai pasok  berpengaruh terhadap :

Manufacturing cost : kurangnya koordinasi meningkatkan biaya manufacture dalam rantai pasok. Sebagai akibat dari bullwhip effect, P&G dan suppliernya harus memenuhi aliran permintaan lebih banyak dari permintaan konsumen.

 

Inventory cost : kurangnya koordinasi meningkatkan biaya persediaan dalam rantai pasok. Untuk mengatasi variabilitas permintaan, pada perusahaan P&G harus menyimpan persediaan yang lebih besar dari yang diperlukan dalam rantai pasok. Hal ini berakibat pada meningkatnya inventory cost.

Replenishment lead time : kurangnya koordinasi meningkatkan lead time. Peningkatan variabilitas sebagai sebuah hasil dari bull whip effect yang membuat penjadwalan pada P&G dan pemasok pabrik jauh lebih untuk dibandingkan tingkat permintaannya.

Transportation cost : kurangnya koordinasi meningkatkan biaya transportasi dalam rantai pasok. Kebutuhan transportasi dari waktu ke waktu pada P&G dan pemasoknya yang berkorelasi untuk memenuhi pesanan. Sehingga, bull whip menyebabkan kebutuhan transportasi berfluktuasi secara signifikan dari waktu ke waktu. Hal ini menimbulkan biaya transportasi yang meningkat karena kelebihan kapasitas transportasi perlu diperhatikan untuk menutupi periode permintaan tinggi.

Labor cost for shipping and receiving (biaya tenaga kerja untuk pengiriman dan penerimaan) : kurangnya koordinasi meningkatkan biaya tenaga kerja hubungannya dengan pengiriman dan penerimaan dalam rantai pasok. Persyaratan tenaga kerja untuk pengiriman pada P&G dan pemasoknya berfluktuasi dengan pesanan fluktuasi serupa terjadi untuk kebutuhan tenaga kerja dalam menerima dari distributor maupun pengecer. Berbagai tahap memiliki pilihan yaitu antara kelebihan kapasitas pekerja atau berbagai macam kapasitas pekerja dalam menanggapi fluktuasi pesanan.

Level of product availability (tingkat ketersediaan produk) : kurangnya koordinasi menyebabkan kerugian pada ketersediaan produk dan hasil dalam stockouts lebih dalam rantai pasok. Fluktuasi besar dalam pesanan membuat lebih sulit bagi P&G untuk menyediakan semua pesanan distributor dan pengecer tepat waktu. Hal ini meningkatkan kemungkinan bahwa pengecer akan kehabisan stok, sehingga kehilangan penjualan pada rantai pasok.

Relationship across the supply chain (hubungan dalam seluruh rantai pasok) : kurangnya koordinasi memiliki dampak negatif terhadap kinerja pada setiap tahap dan dengan demikian menyebabkan kerugian hubungan dalam rantai pasok. Terdapat kecenderungan untuk menyalahkan tahap lain dari rantai pasok karena setiap tahap dirasa sebisa mungkin telah melakukan yang terbaik.

 

 

Sumber :

http://www.pustaka.ut.ac.id/reader/index.php?subfolder=EKMA437102/&doc=M5.pdf

https://www.ali.web.id/web2/publication_detail.php?id=529

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS 3 EKMA4157

Diskusi 1 Bahasa Indonesia

Quiz Bahasa Inggris Niaga