TUGAS 2 EKMA4215
LEMBAR SOAL
TUGAS TUTORIALATAU TUGAS KE-2
| 1. Jelaskan prinsip persediaan JIT ! 2. Jelaskan hambatan dalam pengelolaan karyawan ! 3. Jelaskan fungsi penjadwalan jangka pendek untuk industry, produksi, proyek dan produksi berdasarkan pesanan ! |
1. Prinsip Dasar Just In Time (JIT)
Untuk menghasilkan metode Just In Time (JIT) maka harus ada delapan prinsip yang harus dijadikan dasar pertimbangan di dalam menentukan sistem strategi produksi, yaitu (Jaelani, 2009):
a. Berproduksi sesuai dengan pesanan jadwal produksi induk Sistem manufaktur baru akan dioperasikan untuk menghasilkan produk menunggu setelah diperoleh kepastian adanya order dalam jumlah tertentu masuk. Tujuan utamanya untuk memproduksi finished godos tepat waktu dan sebatas pada jumlah yang ingin dikonsumsikan saja, untuk itu proses produksi akan menghasilkan sebanyak yang diperlukan dan secepatnya dikirim ke pelanggan yang memerlukan untuk menghindari terjadinya stok serta untuk menekan biaya penyimpanan.
b. Produksi dalam jumlah kecil, produksi dilakukan dalam jumlah lot (lot size) yang kecil untuk menghindari perencanaan dan jeda waktu yang kompleks seperti halnya dalam produksi jumlah besar. Fleksibilitas aktivitas produksi akan bisa dilakukan, karena hal tersebut memudahkan untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam rencana produksi terutama menghadapi perubahan permintaan pasar.
c. Mengurangi pemborosan (eliminate waste), pemborosan (waste) harus dieliminasi dalam setiap area operasi yang ada. Semua pemakaian sumber-sumber input (material, energi, jam kerja mesin atau orang, dan lain-lain) tidak boleh melebihi batas minimal yang diperlukan untuk mencapai target produksi.
d. Perbaikan aliran produk secara terus-menerus (continuous product flow improvement). Tujuan pokoknya adalah menghilangkan proses-proses yang tidak produktif yang bisa menghambat kelancaran aliran produksi.
e. Penyempurnaan kualitas produk (product quality perfection). Kualitas produk merupakan tujuan dari aplikasi Just In Time (JIT) dalam sistem produksi. Disini selalu diupayakan untuk mencapai kondisi “Zero Defect” dengan cara melakukan pengendalian secara total dalam setiap langkah proses yang ada. Segala bentuk penyimpangan haruslah bisa diidentifikasi dan dikoreksi sedini mungkin.
f. Respek terhadap semua orang / karyawan (respect to people), dengan metode Just In Time (JIT) dalam sistem produksi setiap pekerja akan diberi kesempatan dan otoritas penuh untuk mengatur dan mengambil keputusan apakah suatu aliran operasi bisa diteruskan atau harus dihentikan karena dijumpai adanya masalah serius dalam satu stasiun kerja tertentu.
g. Mengurangi segala bentuk ketidak-pastian Persediaan yang ide dasarnya diharapkan bisa mengantisipasi permintaan yang berfluktuasi dan segala kondisi yang tidak terduga, justru akan berubah menjadi waste bilamana tidak segera digunakan. Begitu pula rekruitmen tenaga kerja dalam jumlah besar secara tidak terkendali seperti halnya yang umum dijumpai dalam aktivitas proyek akan menyebabkan terjadinya pemborosan bilamana tidak dimanfaatkan pada waktunya. Oleh karena itu dalam perencanaan dan penjadwalan produksi harus bisa dibuat dan dikendalikan secara teliti. Segala bentuk yang memberi kesan ketidakpastian harus bisa dieliminasi dan harus sudah dimasukkan dalam pertimbangan.
2. Hambatan umum dalam organisasi dalam pendayagunaan pegawainya adalah :
a. Tujuan yang tidak jelas – (Unclear Aims)
Dimana alasan dalam pelaksanaan tugas tidak dijelaskan dengan baik sehingga pelaksana tidak mengetahui apa sebenarnya yang ingin dicapai.
b. Nilai-nilai yang tidak jelas – (Unclear Values)
Dimana nilai-nilai organisasi tidak diketahui oleh anggota organisasi.
c. Filosofi manajemen yang tidak layak – (Inappropriate Management Philosophy)
Dimana prinsip-prinsip manajemen yang mendasari pengambilan keputusan dan membentuk atmosfer kerja tidak berpijak pada kenyataan yang ada dan tidak berpihak pada kemanusiaan.
d. Kurangnya perencanaan dan pengembangan manajemen – (Lack of Succession Planning and Management Development)
Dimana persiapan akan tujuan organisasi di masa depan tidak diantisipasi dan tidak direncanakan dengan matang.
e. Struktur organisasi yang membingungkan - (Confused Organizational Structure)
Dimana orang-orang di dalam organisasi kurang terurus secara efektif dan efisien.
f. Kontrol yang tidak memadai – (Inadequate Control)
Dimana keputusan yang buruk akan didapat karena informasi yang kurang tepat dan
kurang ditangani oleh orang yang tepat pula.
g. Rekrutmen dan seleksi yang tidak tepat – (Inadequate Recruitment and Selection)
Dimana orang-orang yang direkrut kurang memiliki pengetahuan, kepribadian, atau keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
h. Imbalan yang tidak adil – (Unfair Rewards)
Dimana orang-orang didalam organisasi tidak dihargai sepantasnya, atau sistem penggajian tidak berjalan dengan baik.
i. Training yang kurang – (Poor Training)
Dimana orang-orang di dalam organisasi kurang dapat belajar secara efisien dalam mengerjakan tugasnya dan kurang dapat meningkatkan hasil kinerjanya.
j. Stagnasi personel – (Personnel Stagnation)
Dimana orang-orang di dalam organisasi tidak mencerminkan sikap yang dapat mendorong keefektifan pengerjaan tugas dan pertumbuhan organisasi.
k. Komunikasi yang tidak berjalan lancar – (Inadequate Communication)
Dimana visi organisasi tidak dimengerti, koordinasi antar anggota organisasi lemah, iklim organisasi rusak dan para pembuat keputusan kekurangan informasi.
l. Tim kerja yang tidak berjalan baik – (Poor Teamwork)
Dimana orang-orang di dalam organisasi yang seharusnya dapat bekerja sama tidak dapat menjalankan perannya dalam kelompok dan menemui banyak hambatan dalam bekerja sama.
m. Motivasi rendah – (Low Motivation)
Dimana orang-orang dalam organisasi kurang memiliki perhatian terhadap permasalahan organisasi dan kurang mengerahkan upayanya dalam mencapai tujuan organisasi.
n. Kreativitas rendah – (Low Creativity)
Dimana ide-ide untuk pengembangan tidak dimanfaatkan secara tepat dan terjadi stagnasi dalam mengembangkan ide-ide baru.
3. Fungsi penjadwalan jangka pendek untuk industry, produksi, proyek dan produksi berdasarkan pesanan yaitu sebagai berikut :
a. Dalam industri pemrosesan, seperti perusahaan farmasi atau kimia, penjadwalan meliputi penentuan campuran kandungan zat yang ada di dalamnya
b. Untuk produksi massal, penjadwalan merupakan penentuan kapan dilakukannya proses produksi sesuai dengan kemampuan atau kapasitas mesin
c. Untuk proyek, keputusan penjadwalan merupakan keputusan yang kompleks dan saling berhubungan yang menggunakan program-program evaluation dan review technique (PERT) dan critical path method (CPM) yang digunakan untuk perencanaan dan pengendalian proyek
d. Untuk produksi berdasarkan pesanan, keputusan penjadwalan cukup kompleks karena membutuhkan perencanaan bahan baku, komponen, perakitan, serta perencanaan teknologi dan sumber daya manusia yang mengerjakan proses produksi tersebut.
Komentar
Posting Komentar